简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Perdagangan grup dalam konteks prop trading merujuk pada aktivitas di mana sekelompok trader bekerja sama untuk melakukan perdagangan dengan tujuan memanipulasi pasar atau mencapai keuntungan tertentu yang tidak mungkin dicapai secara individual. Ratusan prop trader terkena ban dari platform mereka terkait kasus ini, selengkapnya silakan dibaca disini
Perdagangan grup dalam konteks prop trading merujuk pada aktivitas di mana sekelompok trader bekerja sama untuk melakukan perdagangan dengan tujuan memanipulasi pasar atau mencapai keuntungan tertentu yang tidak mungkin dicapai secara individual.
Hal ini bisa melibatkan berbagi sinyal trading, menggunakan strategi yang disepakati bersama, atau bahkan melakukan tindakan yang terkoordinasi untuk menggerakkan harga aset tertentu.
Berikut adalah sejumlah faktor yang menyebabkan perdagangan grup dilarang:
1. Manipulasi Pasar: Perdagangan grup dapat menyebabkan manipulasi pasar, di mana harga aset dapat dipengaruhi secara artifisial oleh tindakan terkoordinasi dari sekelompok trader. Ini bisa merugikan trader lain yang tidak terlibat dalam kelompok tersebut.
2. Ketidakadilan: Aktivitas ini menciptakan ketidakadilan di pasar, di mana kelompok kecil dapat mengambil keuntungan yang tidak adil dari kondisi pasar yang mereka ciptakan sendiri, mengorbankan trader lain yang mungkin tidak menyadari situasi tersebut.
3. Kepatuhan dan Regulasi: Banyak platform dan regulator memiliki aturan ketat terhadap aktivitas kolusif. Perdagangan grup sering kali melanggar aturan ini karena bisa dianggap sebagai bentuk penipuan atau aktivitas yang tidak etis.
4. Distorsi Harga: Aktivitas perdagangan grup dapat mendistorsi harga aset, menyebabkan volatilitas yang tidak wajar dan membuat pasar menjadi tidak efisien.
Dengan memahami dan mematuhi aturan yang ditetapkan oleh platform trading, trader dapat membantu menjaga ekosistem trading yang sehat dan berkelanjutan.
Penyedia prop trading yakni Alpha Capital Group mendapat kecaman dari beberapa klien setelah akun mereka diblokir. Namun, pemblokiran massal akses perdagangan untuk 150 pengguna berbeda diduga karena kecurigaan terlibat dalam “perdagangan grup” dan “praktik manajemen akun”, yang melanggar aturan platform.
Dalam sebuah postingan media sosial pada hari Minggu kemarin, Alpha Capital Group mengakui bahwa mereka mengidentifikasi lebih dari 300 akun yang terhubung ke satu “ID Komputer”, sebuah nomor seri unik untuk setiap komputer pribadi dan ponsel pintar. Ini berarti satu orang membuat beberapa ratus akun di Alpha Capital Group.
“Setelah diselidiki lebih lanjut, CID perangkat ini mungkin terkait dengan MYFXBook yang terhubung ke akun tersebut, dan sayangnya menyebabkan sistem kami menandai akun ini yang kemudian menyebabkan pelanggaran yang tidak benar bagi para trader yang terlibat,” jelas Alpha Capital Group.
Alpha Capital Group mengatakan bahwa mereka bertujuan untuk menyelesaikan penyelidikan minggu ini, menghubungi setiap trader yang dilarang, dan memulihkan akun mereka yang “dibanned secara tidak benar”.
“Semua akun yang terkena dampak di atas akan menerima email hari ini, dan akan diperbaiki besok,” Alpha Capital Group merangkum dalam postingan hari Minggu mereka.
Alpha Capital Group adalah salah satu penyedia prop trading yang menangguhkan klien baru dari AS untuk membuka akun dan mengikuti tantangan baru pada pertengahan Februari karena beberapa ketentuan terkait regulasi.
Hal ini disebabkan oleh keputusan MetaQuotes, penyedia platform MetaTrader yang banyak digunakan oleh penyedia prop trading, untuk menangguhkan perizinan dan kerja sama dengan sebagian besar perusahaan di sektor ini. Namun, pada akhir Mei, perusahaan mengumumkan kembalinya investor AS berkat peluncuran layanan terpisah yang disebut Alpha Futures dan broker yang diatur di Seychelles.
Alpha Capital Group adalah perusahaan prop trading yang berbasis di London, Inggris, menawarkan akses modal kepada trader untuk berdagang.
Namun, sayangnya mereka tidak diatur oleh otoritas keuangan besar seperti FCA (Financial Conduct Authority) di Inggris. Meskipun para pendiri perusahaan memiliki pengalaman yang signifikan di pasar keuangan dan secara umum menerima ulasan positif untuk layanan pelanggan dan ketentuan perdagangannya, kurangnya pengawasan peraturan resmi menyebabkan para trader harus sangat berhati-hati.
Alpha Capital Group menggunakan ACG Markets, broker pihak ketiga, yang menyediakan simulasi lingkungan perdagangan institusional untuk penilaian. Terlepas dari aspek positif perusahaan, termasuk layanan pelanggan hingga ulasan yang lainnya, trader harus menyadari risiko yang terkait dengan perusahaan yang tidak diatur atau tidak teregulasi, seperti potensi masalah dengan transparansi dan keamanan akun.
Bagi mereka yang mempertimbangkan untuk menggunakan Alpha Capital Group, penting untuk memahami secara menyeluruh peraturan perusahaan dan risiko yang terlibat dalam perdagangan dengan entitas yang tidak diatur.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Di balik layar industri forex global, ada pemain besar yang sering tidak disadari oleh trader ritel biasa: market maker. Tahun 2025 memperlihatkan peningkatan canggihnya strategi para Pembuat Pasar dalam mengatur likuiditas dan pergerakan harga. Tapi, apa sebenarnya peran mereka? Bagaimana cara mereka memengaruhi pasar? Dan yang paling penting, apa strategi yang digunakan agar tetap untung dalam kondisi pasar volatil?
Be Prime Broker belakangan ramai diperbincangkan di kalangan trader Indonesia di 2025 karena sejumlah kasus penipuan. Mulai dari kemenangan kontes tidak dibayar, penutupan akun hingga penolakan withdrawal, ada lima testimoni dari WNI yang menguak modus curang broker forex scam ini.
Dunia trading forex internasional kembali diguncang dengan kabar mengejutkan: AETOS Capital Group, salah satu broker forex yang cukup dikenal di Asia-Pasifik dan Eropa, resmi menghentikan operasionalnya di Inggris sejak Juni 2025. Keputusan ini tidak hanya menjadi perhatian pelaku pasar, tapi juga memicu kekhawatiran luas setelah terungkap bahwa perusahaan tersebut telah menerima 71 keluhan pengguna dari berbagai belahan dunia.
Dalam dunia trading online 2025 yang dinamis dan penuh peluang, kemampuan membaca candle pembalikan trend menjadi salah satu kunci utama untuk meraih profit secara konsisten. Banyak trader profesional mengandalkan pola candlestick sebagai sinyal utama untuk menentukan kapan harus masuk atau keluar dari pasar. Terutama saat terjadi potensi perubahan arah harga, keberadaan pola candle pembalikan arah bisa menjadi indikator krusial dalam menyusun strategi trading yang efektif.